Tak silau memilih tawaran investasi emas Motivasi Bisnis

Tak silau memilih tawaran investasi emas

Terakhir diperbaharui: 4 September 2019

BISNIS1.COM -JAKARTA. Euforia tengah melanda emas, seiring harganya yang kian kemilau. Ambil contoh emas buatan Antam yang belakangan berkali-kali mencetak rekor harga tertinggi baru. Selasa (13/8) lalu, harganya menembus Rp 755.000 per gram, tertinggi sepanjang sejarah. 

Setelahnya harga memang sempat sedikit terkoreksi, namun Kamis (15/8) harga emas Antam  kembali mencetak rekor baru di posisi Rp 759.000 per gram. Pelaku pasar pun yakin, harga logam mulia ini akan kembali naik, dan menembus Rp 800.000 per garm tahun ini.
 
Tren kenaikan harga emas dipacu ketidakpastian ekonomi dunia, salah satunya karena perang dagang AS vs China. Ya, emas dianggap safe haven, yakni dianggap sebagai aset yang aman saat pasar bergejolak akibat lentalnya ketidakpastian. Terlebih, emas juga likuid alias mudah diperjualbelikan.
 
Di tengah optimisme kenaikan harga emas, ada beragam tawaran layanan investasi emas. Mulai investasi emas fisik secara langsung, maupun tawaran investasi investasi emas secara online. Cara pembayarannya pun beragam, bisa tunai, bisa pula dengan mencicil . 
 
Salah satunya, layanan investasi emas secara online yang ditawarkan perusahaan rintisan (starup), PT Tamasia Global Sharia (Tamasia). Startup yang berdiri Mei 2017 ini merupakan perusahaan teknologi dengan platform digital pertama di Indonesia yang menyediakan jasa transaksi emas mulai dari jual-beli, tabungan, hingga arisan dengan sistem syariah.
 
Muhammad Assad, Co-founder dan CEO Tamasia, mengatakan, ada dua fasilitas investasi emas yang ditawarkan perusahaannya. Pertama, fasilitas bernama Beli Suka-Suka. Platform ini menawarkan pembelian emas mulai dari 1 gram hingga 1.000 gram, yang bisa dibayarkan secara berkala hingga 24 bulan dengan nominal angsuran yang terjangkau.
 
Proses pembelian emas di aplikasi Tamasia tak rumit. Pelanggan tinggal menentukan jumlah gram emas yang mau dibeli dan lama angsuran. Lalu pilih cara pembayaran, bisa tunai, transfer atau autodebet dari rekening bank pelanggan.
 
Tamasia, kata Assad, juga menjual emas sesuai harga awal. Misal, harga awal pembelian Rp 600.000 per gram. Jika di kemudian hari harga emas berubah, Tamasia akan tetap mengenakan harga sesuai akad. Ini yang diklaim Tamasia sebagai prinsip bisnis syariah.
 
Kedua, layanan Markisa, singkatan dari Mari Kita Arisan Emas. Ini adalah program untuk pelanggan yang mau ikut arisan emas. “Arisan ini dijalankan secara syariah dan bertujuan membangun komunitas investor emas terbesar di Indonesia. Arisan emas dimulai dari 5 gram,” papar Assad.
 
Tawaran investasi emas juga datang dari PT Pegadaian Galeri24, anak perusahaan PT Pegadaian (Persero). Sejak berdiri 3 Agustus 2018 lalu, Galeri24 menyediakan layanan penjualan emas batangan maupun perhiasan secara offline maupun online. Gerai offline ada di beberapa kantor Pegadaian. Sedangkan penjualan online lewat cataloggaleri24.com dan official store di Tokopedia. 
 
Pembelian emas di gerai Galeri24 bisa dilakukan dengan cara mencicil. Syaratnya, konsumen hanya diwajibkan menjadi nasabah PT Pegadaian. Biaya pembelian bisa diangsur dalam jangka waktu tertentu. “Cukup dengan dana Rp 6.000, Anda bisa membeli emas secara tunai ke Galeri 24 dan langsung menitipkan emas di Pegadaian,” ujar Arifmon, CEO Galeri 24.
 
Arifmon menambahkan, harga jual dan beli emas ditetapkan oleh Galeri 24 dan berfluktuasi sesuai dengan harga emas di pasaran. Khusus untuk biaya titip atau jasa simpan emas dalam setahun, tarif yang berlaku saat ini sebesar Rp 30.000
 
Nonfisik lebih berisiko
 
Dengan berbagai pilihan skema investasi emas yang ada, bagaimana sebaiknya kita memilih? Ada sejumlah hal yang harus diperhatikan  dalam memilih tawaran investasi emas. 
 
Pertama, cermati skema dan bentuk investasi yang ditawarkan, apakah jual beli fisik emas, menabung nilai emas, atau lainnya? “Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan adalah biaya-biaya terkait investasi emas,” kata Mike Rini, Perencana Keuangan Mitra Rencana Edukasi.
 
Memilih bentuk investasi, emas fisik atau nonfisik, menurut Eko Endarto, Perencana Keuangan dari Finansia Consulting, adalah hal mendasar. “Nonfisik memiliki risiko relatif lebih tinggi dibandingkan fisik emas, dan perlu pemahaman untuk mentransaksikannya. Artinya, tidak semudah investasi emas fisik,” ujarnya.
 
Nah, jika Anda ingin investasi fisik emas, kata Eko, harus ada wujud emas secara fisik sebagai jaminan transaksi. “Kalau investasi emas nonfisik, maka Anda harus paham betul cara kerja dan legalitas dari perusahaan penyedia investasi emas itu, agar tidak terjerat investasi emas bodong,” imbuh dia.
 
Kedua, pastikan legalitas penyedia investasi emas. Menurut Assad, calon investor harus mencari tahu tentang legitimasi perusahaan investasi emas. Paling tidak,  perusahaan investasi emas tersebut sudah terdaftar di Bappepti selaku regulator perdagangan komoditas berjangka. “Selain itu, cari perusahaan investasi yang bisa mengakomodir pembelian emas dengan harga sesuai kemampuan kantong Anda,” kata Assad.  
 
Ketiga, pastikan pengelola investasi emas itu memiliki likuiditas yang baik. “Apakah nasabahnya bisa menjual emas atau mencairkan investasi emas yang dititipkan kapan saja, sehingga dana yang diinvestasikan likuid dan ujungnya investor merasa aman,” ujar Mike.
 
Keempat, lakukan riset mendalam terkait tawaran investasi tersebut. Ini akan membantu Anda membandingkan penawaran investasi emas yang satu dengan yang lain.
 
Tunai atau cicil?
 
Tak perlu uang tunai, kini juga banyak tawaran investasi emas secara kredit. Mike menyarankan, Anda jangan terburu nafsu mengambil cicilan demi investasi emas. Perhitungkan dengan matang kemampuan Anda membayar cicilan. “Karena, jika cicilan macet, Anda bisa kena penalti yang bisa menggerus keuntungan investasi emas itu,” ujar.
 
Maka, sebelum berinvestasi pada emas, Mike menyarankan agar Anda menentukan apa tujuan investasi Anda. Contoh, Anda ingin mempersiapkan dana pendaftaran umrah sebesar Rp 25 juta selama tiga tahun. Maka, Anda harus memutar dana Rp 626.094 tiap bulan dalam instrumen  investasi dengan tingkat keuntungan 7% per tahun. 
 
“Nah, pertumbuhan nilai emas selama tiga tahun terakhir sekitar 7%-8% tahun. Jadi, emas dalam tujuan keuangan ini dapat dipilih sebagai wadah investasi,” imbuh Mike.
 
Untuk lebih memaksimalkan keuntungan, Arifmon menambahkan, sebaiknya Anda berinvestasi pada emas batangan. Sebab, harga jual emas batangan lebih tinggi dibandingkan dengan emas perhiasan. 
 
“Harga jual emas perhiasan cenderung lebih rendah, karena dipengaruhi oleh komponen biaya pembuatan dan kondisi rusak atau aus karena digunakan sehari-hari,” ujar dia.

Sumber: kontan.co.id