Masuk Piala Dunia, Begini Kondisi Ekonomi Negara Asal Mo Salah Keuangan

Masuk Piala Dunia, Begini Kondisi Ekonomi Negara Asal Mo Salah

Terakhir diperbaharui: 14 Juni 2018

Jakarta - Sepak bola Mesir kembali bangkit, setelah salah satu pemainnya Mohamed Salah bersinar di kancah sepak bola Eropa, yaitu di klub Liverpool, Inggris. Bahkan Mesir tak terduga kembali lolos ke ajang Piala Dunia di Rusia, setelah terakhir kali tampil pada 1990.

Harapan besar pun kembali untuk tim Mesir di Piala Dunia 2018, meskipun Mo Salah, panggilan akrab Mohamed Salah, dalam kondisi cedera pasca mengikuti laga final Liga Champion melawan Real Madrid. Nah, terlepas dari urusan sepak bola, bagaimana kondisi ekonomi Mesir sekarang?

Melansir hasil riset Goldman Sahcs, Kamis (14/6/2018), perekonomian dan persepakbolaan Mesir memiliki siklus yang hampir sama, dalam periode 2011 hingga 2016. Dari sisi ekonomi saat itu terkapar akibat ketidakpastian kondisi politik saat terjadi revolusi.

>
Sementara dari sepak bola Mesir mengalami permasalahan saat terjadi kerusuhan di pertandingan antara klub Al Ahly dan Al Masry pada Februari 2012. Sejak saat itu liga domestik Mesir ditangguhkan selama beberapa tahun. Selama periode itu, tim nasional gagal lolos tiga kali berturut-turut ke ajang Piala Afrika.

Kembali ke bidang ekonomi, saat kondisi melemah, pertumbuhan ekonomi menurun, penerimaan pariwisata anjlok dan defisit transaksi berjalan yang melebar. Lalu pada November 2016 pihak berwenang Mesir mengambil sejumlah keputusan langkah-langkah untuk mengatasi krisis ekonomi.

Program konsolidasi fiskal tiga tahun diluncurkan untuk mengurangi defisit anggaran. Kebijakan moneter diperketat untuk membendung laju inflasi dan reformasi dilakukan untuk menjaga iklim dunia usaha.

Upaya itu berhasil. Saat ini defisit neraca berjalan Mesir berkurang bersamaan dengan inflasi. Kepercayaan investor mulai pulih.

Namun masih ada risiko bahwa Mesir mungkin menjadi korban dari keberhasilannya sendiri. Ini dipicu kombinasi antara tagihan surat utang jangka pendek dengan nilai tukar mata uang Mesir yang undervalue, membuat tagihan pemerintah membengkak. (hns/hns)

Sumber: detik.com