Petani bunga potong panen omzet di bulan Syawal Peluang Usaha

Petani bunga potong panen omzet di bulan Syawal

Terakhir diperbaharui: 17 Juli 2018

Bulan Syawal atau bulan ke 10 dalam penanggalan Hijriyah dan penanggalan Jawa, diamini sebagai bulan baik untuk menggelar hajatan pernikahan. Pada hari-hari di akhir pekan bulan ini, hampir setiap gedung dan jalan-jalan di kawasan permukiman akan ditemui lambaian janur kuning yang jadi penanda adanya hajatan.

Musim pernikahan ini juga menjadi berkah bagi banyak orang. Khususnya, mereka yang berkecimpung dalam bisnis seputar pernikahan. Salah satunya, para petani bunga potong.

Menjelang bulan Syawal, permintaan bunga potong akan meningkat berkali-kali lipat dari biasanya. Bunga-bunga ini menjadi salah satu pelengkap dekorasi di gedung maupun gereja.

Sayadi Wibowo, petani bunga mawar yang tergabung dalam kelompok tani Gunung Sari Makmur, Batu mengatakan, semenjak hari raya Idul Fitri permintaan bunga mawar dari kebunnya terus meningkat. Bahkan, kenaikannya bisa mencapai 100% dari biasanya.

Satu konsumen bisa memesan bunga mawar sampai dengan 5.000 tangkai dengan berbagai warna. " Ini seperti hadiah setelah permintaan bunga turun tajam selama bulan puasa, " katanya pada KONTAN, Jumat (29/6)

Tingginya permintaan ini akan berlangsung selama satu bulan penuh. Kemudian, menurun dalam beberapa minggu setelah itu kembali naik tajam saat bulan haji (musim nikah).

Sayadi menambahkan saat masuk bulan haji, permintaan bunga potong juga akan terdongkrak hingga dua kali lipat dari bulan Syawal.  

Untuk memenuhi seluruh kebutuhan pasar, dia bersama dengan petani bunga lainnya mulai menambah jumlah bibit tanaman sehingga hasil panen meningkat. Sekedar info, bibit bunga mawar sudah bisa dipanen dalam waktu dua bulan.

Meski permintaan terus meningkat, harga jualnya masih dibanderol sama yaitu Rp 1.500 - Rp 2.000 per tangkai. Sayangnya, dia enggan menyatakan omzet yang dapat dikantonginya.

Bunga mawar yang paling diminati konsumen adalah mawar merah, putih, dan merah muda. Seluruh hasil panennya pun di kirimkan ke tangan pelanggan yang berada di seluruh Indonesia seperti Kalimantan, Sumatra, Sulawesi dan Jakarta.

Muhammad Toha, petani bunga krisan Gunung Sari, Batu juga mendapatkan berkah yang sama. Dia mengaku selama bulan Syawal permintaan bunga memang meningkat. "Tapi akan lebih besar lagi saat bulan haji, kebutuhan dapat naik sampai tiga kali lipat," ujarnya.

Dia pun akan mengerek harga. Toha menjual bunga krisan Rp 1.100 sampai Rp 1.400 per tangkai. Dia mengaku enggan menaikkan harga untuk menjaga kepuasan konsumen.

Konsumennya pun kebanyakan didominasi oleh penyedia jasa dekorasi pesta pernikahan yang ada di kota Batu, Malang, Surabaya, dan kota-kota lainnya.                 


Sumber: kontan.co.id