Geliat bisnis waralaba di Indonesia mulai bangkit kembali Peluang Usaha

Geliat bisnis waralaba di Indonesia mulai bangkit kembali

Terakhir diperbaharui: 14 September 2019

BISNIS1.COM - JAKARTA. Geliat bisnis waralaba di Indonesia mulai bangkit kembali pasca berakhirnya Pemilu 2019 pada bulan April lalu. Tak hanya brand waralaba dalam negeri yang menggeliat, brand asal negara lain juga tumbuh subur di Indonesia.

Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali) mencatat ada sekitar 2.000 merek dagang yang diwaralabakan, baik dari dalam maupun luar negeri. Sebanyak 35% merupakan merek waralaba asal luar negeri dan sebanyak 65% adalah merek waralaba lokal.

Ketua Umum Wali sekaligus Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Waralaba, Lisensi dan Kemitraan, Levita Ginting Supit mengatakan masuknya brand waralaba asing seharusnya dapat dijadikan ajang pembelajaran bagi brand waralaba lokal untuk mengembangkan bisnisnya.

Baca Juga: Kemendag sederhanakan regulasi izin usaha franchise

“Saya selalu menghimbau pelaku usaha brand lokal untuk terus berinovasi dan kreatif. Justru hadirnya brand waralaba asing ini buat pembelajaran, kita ambil sistem yang baik dari mereka," tutur Levita pada Kontan.co.id di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (13/9).

Menurut Levita hadirnya brand waralaba asing bisa memunculkan persaingan sehat dalam ekosistem bisnis waralaba Tanah Air. Ia mengatakan jiwa kompetitif pelaku usaha waralaba dalam negeri.

"Jadi pelaku usaha lokal tidak ada di zona nyamannya terus. Ada kompetisi yang harus mereka hadapi. Sebenarnya tantangan ini bikin bisnis mereka makin berkembang," tandasnya.

Baca Juga: Dyandra (DYAN) genjot pendapatan dengan menggelar banyak event di semester II ini

Selain itu, Levita juga mengungkapkan brand waralaba asing yang melebarkan sayapnya ke Indonesia sejatinya tetap memberikan kontribusi langsung terhadap pertumbuhan perekonomian Tanah air.

Meskipun brand waralaba yang diusung asal negara lain, namun pengelolaannya ditangani langsung oleh pelaku usaha Indonesia dan menyerap tenaga kerja lokal.

Brand-nya memang dari luar, tapi semua operasional dijalankan oleh lokal. Dan yang menjalankan bisnisnya ya orang Indonesia, bahan baku ambil dari Indonesia, menyerap tenaga kerja dari Indonesia juga. Ini yang menggerakkan perekonomian," ujar Levita.

Sumber: kontan.co.id