Tujuh saham turun, Ini 10 saham LQ45 dengan PER Terendah (21 Juni 2019) Investasi

Tujuh saham turun, Ini 10 saham LQ45 dengan PER Terendah (21 Juni 2019)

Terakhir diperbaharui: 24 Juni 2019

JAKARTA. Jumat (21/6) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup merah. Ketika bursa saham tutup warung, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 20,26 poin (-0,32%) dari penutupan sebelumnya, lalu hinggap di angka indeks 6.315,44.

LQ45, indeks saham dengan konstituen saham-saham berkapitalisasi pasar terbesar dan terlikuid, turun 3,98 poin (-0,39%) ke 1.005,07.


Indeks Kompas100 yang beranggotakan seratus saham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar terbesar juga memerah. Indeks terbitan Kompas ini turun 5,36 poin (-0,42%), lalu hinggap di ​1.279,85.

Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), Adaro Energy Tbk (ADRO), dan Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) berada di posisi tiga pertama daftar saham LQ45 dengan PER positif terkecil secara berurutan; masing-masing 4,31 kali, 5,78 kali, dan 6,5 kali.

Posisi selanjutnya diisi oleh PTBAUNTRITMGMEDCELSAWSBP, dan WSKT

Dari seluruh saham yang masuk dalam daftar 10 saham LQ45 dengan PER terendah, tujuh saham harganya turun dibanding harga penutupan sebelumnya. Mereka adalah SRIL, ADRO, MNCN, Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), United Tractor Tbk (UNTR), Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), dan Waskita Karya Tbk (WSKT).

Dua saham yang lain tidak harganya turun, yaitu Medco Energy Tbk (MEDC) dan Elnusa Tbk (ELSA).

Adapun saham Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) tidak mengalami perubahan harga.

10 Saham LQ45 dengan PER Terendah
Kode Harga (20/6) Harga (21/6) PBV PER
SRIL 340 336 0,89 4,31
ADRO 1.265 1.225 0,62 5,78
MNCN 1.015 995 1,29 6,5
PTBA 2.920 2.900 1,9 7,34
UNTR 27.500 27.450 1,71 8,38
ITMG 17.000 17.000 1,58 8,48
MEDC 780 795 0,7 8,83
ELSA 368 376 0,81 8,95
WSBP 410 406 1,31 9,23
WSKT 2.020 2.000 0,91 9,48

Sumber: RTI

Secara umum ada anggapan bahwa semakin kecil angka PER maka semakin murah pula harga saham tersebut dibanding saham-saham lain dalam sektor usaha yang sama. Price earning ratio (PER) adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham. Penurunan harga saham di bursa secara otomatis akan menurunkan pula nilai PER kalau pada saat yang sama tidak terjadi perubahan laba bersih per saham.


Reporter: Hasbi Maulana
Editor: Hasbi Maulana
Sumber: kontan.co.id