JAKARTA. Boyolali masih menjadi salah satu daerah para perajin produk kerajinan tembaga dan kuningan yang masih eksis hingga kini. Beragam produk kerajinan dari logam tersebut lahir dari daerah tersebut.
Para perajin terus menikmati hasil kerja keras dari kreasinya. Salah satunya Violia Luana Hapsari lewat Roemah Tembaga.
Perempuan ini sudah cukup lama berkecimpung di kerajinan tembaga, yaitu sejak 2010. Ia tertarik, masuk bisnis ini karena melihat permintaan kerajinan tembaga yang terus berjalan dari ragam pasar. Mulai dari pasar individual hingga korporasi, termasuk juga arsitek dan desain interior.
Untuk tetap menjaga persaingan, ia terus menambah ketrampilan merancang dan mendesain aneka produk berbasis tembaga dari media digital seperti internet.
Dari media digital inilah, ia mulai ekspansif memasarkan produknya. Dan hasilnya pun langsung terlihat beberapa tahun terakhir. "Hasil penjualan secara online mulai pesat dalam beberapa tahun terakhir ini," katanya kepada KONTAN.
Apalagi produk yang ia jajakan kini makin beragam. Mulai dari urukan kecil seperti gelas minuman, dan aneka produk rumah tangga lainnya, pajangan dinding, aneka aksesori lampu, chaffingdish atau pemanas makanan bagi pebisnis katering hingga kubah masjid dengan banderol harga mulai dari Rp 200.000 hingga ratusan juta rupiah.
Yang menarik, ia hanya menerima pemesanan produk saja. Jadi Viola menampilkan ragam desain produk kerajinan berbasis tembaga di salah satu situs e-commerce yang ada. Saat ada pesanan, ia langsung mengerjakan pesanan tersebut dibantu oleh empat orang perajin tembaga.
Lamanya, proses pembuatan tergantung dari produk pesanan. Ada yang tiga sampai lima hari, seperti gelas tembaga atau produk aksesori berukuran kecil lainnya. Hingga waktu pengerjaan yang lebih lama jika pesanan produk butuh detail yang lebih rumit.
Dengan layanan tersebut, saban bulan Violia rata-rata bisa mendapatkan orderan antara 10 sampai 15 pesanan. Biasanya menjelang Lebaran atau Tahun Baru, permintaan menjadi lebih ramai. Tapi ia tidak merinci besarannya.
Dalam setahun, ia mengklaim sanggup meraup omzet antara Rp 800 juta sampai Rp 1 miliar. Hasil tersebut, ia sebut diluar ekspektasinya. Berkaca dari hasil tersebut, ia targetkan pertumbuhan bisnis bisa tembus 30% sampai akhir tahun ini.
Sejatinya, pemain seperti Violia tersebar di media digital. Sebut saja ada Kerajinantembaga yang membuka pesanan di Instagram. Tampaknya, munculnya bisnis ini tidak bisa dilepaskan dari kekuatan dari bahan dasar tembaga itu sendiri yang bisa tahan lama yakni mencapai 10 tahun.
Reporter: Venny Suryanto
Editor: Markus Sumartomjon