Risih dengar nyinyiran, Saryono sulap limbah jadi hiasan Peluang Usaha

Risih dengar nyinyiran, Saryono sulap limbah jadi hiasan

Terakhir diperbaharui: 26 November 2018

Sampah kian menjadi masalah di Indonesia. Hasil riset yang dipublikasikan di jurnal Science pada 13 Februari 2015 lalu mengungkap, negeri ini adalah negara penyumbang terbesar kedua sampah plastik di lautan, setelah Tiongkok.

Persoalan limbah memang kerap meresahkan masyarakat. Namun, hanya segelintir orang yang mau peduli dan melakukan aksi untuk mengurangi limbah ini.

Permasalahan limbah inilah yang memotivasi Saryono, Founder Dongadinonga asal Cilacap, Jawa Tengah untuk menekuni bisnis kreasi limbah. Komentar negatif turis yang berkunjung terhadap tumpukan sampah plastik mendorong  pria yang akrab disapa Yono ini mendirikan Dongadinonga pada tahun 2015 lalu.

Sebelumnya, Yono adalah seorang tour guide di Yogya.  "Setiap saya jadi guide untuk turis asing, pasti ada aja yang nyinyir soal sampah di Indonesia. Saya gerah sama nyinyiran itu, dari situ saya fokus mengolah limbah," jelas Yono saat dihubungi KONTAN.

Dongadinonga mengolah tiga jenis limbah, yakni limbah plastik, limbah kayu, dan limbah botol kaca. Dari tangan kreatif Yono, aneka limbah tersebut disulap menjadi beberapa produk seperti hiasan dinding, jam dinding, tatakan gelas, dan aneka jenis vas.

Untuk produk hiasan dinding dan jam dinding dibanderol mulai Rp 100.000 - Rp 150.000. Dua produk itulah yang banyak dipesan oleh konsumen.

"Konsumen ada yang beli barang jadi, maksudnya memang dari stok saya. Tapi ada juga beberapa yang custom. Saya melayani custom juga. Biasanya untuk kado ulangtahun atau nikahan," kata Top 20 Finalis The Big Start Indonesia season 3 BliBli.com ini.

Pria 38 tahun ini menjelaskan apabila produk Dongadinonga merupakan kombinasi dari limbah kayu dan limbah plastik. Yono menggunakan limbah kayu dari sisa usaha pigura, sedangkan limbah plastik biasanya ia menggunakan tutup ember plastik. Baru-baru ini ia mulai meluncurkan kreasi baru, yakni menggunakan kombinasi limbah kayu dengan tutup botol plastik.

"Semua limbah yang bisa diolah dan dikombinasi jadi barang berguna ya saya pakai. Sementara ini masih beberapa produk itu. Saya fokus mengembangkan kreasi hiasan dinding dan jam dinding karena dua produk itu yang banyak peminatnya," ujarnya.

Niat baik Yono ini ternyata didukung juga oleh hobi melukisnya. Jadi, ia tak hanya mengandalkan pasokan limbah, tapi juga menghiasnya dengan hasil lukisan tangannya sendiri.

Bermodal kemampuan melukis yang handal ini, Yono berhasil menyulap limbah menjadi berbagai produk kerajinan yang artsy dan unik. Hasil lukisan tersebut juga makin menambah nilai jual produk olahan limbah Dongadinonga.

Reporter: Elisabeth Adventa
Editor: Johana K.
Sumber: kontan.co.id